Kamis, 23 Desember 2010

The Room

Cerita di bawah ini tentang Brian Moore yang berusia 17 tahun, ditulis olehnya sebagai tugas sekolah. Pokok bahasannya tentang sorga itu seperti apa. “Aku membuat mereka terperangah,” kata Brian kepada ayahnya, Bruce. “Cerita itu bikin heboh. Tulisan itu seperti sebuah bom saja. Itulah yang terbaik yang pernah aku tulis.” Dan itu juga merupakan tulisannya yang terakhir.

Orangtua Brian telah melupakan esai yang ditulis Brian ini sampai seorang saudara sepupu menemukannya ketika ia membersihkan kotak loker milik remaja itu di SMA Teays Valley, Pickaway County , Ohio .

Brian baru saja meninggal beberapa jam yang lalu, namun orangtuanya mati-matian mencari setiap barang peninggalan Brian: surat-surat dari teman-teman sekolah dan gurunya, dan PR-nya. Hanya dua bulan sebelumnya, ia telah menulis sebuah esai tentang pertemuannya dengan Tuhan Yesus di suatu ruang arsip yang penuh kartu-kartu yang isinya memerinci setiap saat dalam kehidupan remaja itu. Tetapi baru setelah kematian Brian, Bruce dan Beth, mengetahui bahwa anaknya telah menerangkan pandangannya tentang sorga.

Tulisan itu menimbulkan suatu dampak besar sehingga orang-orang ingin membagikannya. “Anda merasa seperti ada di sana ,” kata pak Bruce Moore. Brian meninggal pada tanggal 27 Mei, 1997, satu hari setelah Hari Pahlawan Amerika Serikat. Ia sedang mengendarai mobilnya pulang ke rumah dari rumah seorang teman ketika mobil itu keluar jalur Jalan Bulen Pierce di Pickaway County dan menabrak suatu tiang. Ia keluar dari mobilnya yang ringsek tanpa cedera namun ia menginjak kabel listrik bawah tanah dan kesetrum.

Keluarga Moore membingkai satu salinan esai yang ditulis Brian dan menggantungkannya pada dinding di ruang keluarga mereka. “Aku pikir Tuhan telah memakai Brian untuk menjelaskan suatu hal. Aku kira kita harus menemukan makna dari tulisan itu dan memetik manfaat darinya,” kata Nyonya Beth Moore tentang esai itu.

Nyonya Moore dan suaminya ingin membagikan penglihatan anak mereka tentang kehidupan setelah kematian. “Aku bahagia karena Brian. Aku tahu dia telah ada di sorga. Aku tahu aku akan bertemu lagi dengannya.”

Inilah esai Brian yang berjudul “Ruangan”.

Di antara sadar dan mimpi, aku menemukan diriku di sebuah ruangan. Tidak ada ciri yang mencolok di dalam ruangan ini kecuali dindingnya penuh dengan kartu-kartu arsip yang kecil. Kartu-kartu arsip itu seperti yang ada di perpustakaan yang isinya memuat judul buku menurut pengarangnya atau topik buku menurut abjad.

Tetapi arsip-arsip ini, yang membentang dari dasar lantai ke atas sampai ke langit-langit dan nampaknya tidak ada habis-habisnya di sekeliling dinding itu, memiliki judul yang berbeda-beda.

Pada saat aku mendekati dinding arsip ini, arsip yang pertama kali menarik perhatianku berjudul “Cewek-cewek yang Aku Suka”. Aku mulai membuka arsip itu dan membuka kartu-kartu itu. Aku cepat-cepat menutupnya, karena terkejut melihat semua nama-nama yang tertulis di dalam arsip itu. Dan tanpa diberitahu siapapun, aku segera menyadari dengan pasti aku ada dimana.

Ruangan tanpa kehidupan ini dengan kartu-kartu arsip yang kecil-kecil merupakan sistem katalog bagi garis besar kehidupanku. Di sini tertulis tindakan-tindakan setiap saat dalam kehidupanku, besar atau kecil, dengan rincian yang tidak dapat dibandingkan dengan daya ingatku. Dengan perasaan kagum dan ingin tahu, digabungkan dengan rasa ngeri, berkecamuk di dalam diriku ketika aku mulai membuka kartu-kartu arsip itu secara acak, menyelidiki isi arsip ini. Beberapa arsip membawa sukacita dan kenangan yang manis; yang lainnya membuat aku malu dan menyesal sedemikian hebat sehingga aku melirik lewat bahu aku apakah ada orang lain yang melihat arsip ini.

Arsip berjudul “Teman-Teman” ada di sebelah arsip yang bertanda “Teman-teman yang Aku Khianati”. Judul arsip-arsip itu berkisar dari hal-hal biasa yang membosankan sampai hal-hal yang aneh. “Buku-buku Yang Aku Telah Baca”. “Dusta-dusta yang Aku Katakan”. “Penghiburan yang Aku Berikan”. “Lelucon yang Aku Tertawakan”. Beberapa judul ada yang sangat tepat menjelaskan kekonyolannya: “Makian Buat Saudara-saudaraku”.

Arsip lain memuat judul yang sama sekali tak membuat aku tertawa: “Hal-hal yang Aku Perbuat dalam Kemarahanku.”, “Gerutuanku terhadap Orangtuaku”. Aku tak pernah berhenti dikejutkan oleh isi arsip-arsip ini. Seringkali di sana ada lebih banyak lagi kartu arsip tentang suatu hal daripada yang aku bayangkan. Kadang-kadang ada yang lebih sedikit dari yang aku harapkan. Aku terpana melihat seluruh isi kehidupanku yang telah aku jalani seperti yang direkam di dalam arsip ini.

Mungkinkah aku memiliki waktu untuk mengisi masing-masing arsip ini yang berjumlah ribuan bahkan jutaan kartu? Namun setiap kartu arsip itu menegaskan kenyataan itu. Setiap kartu itu tertulis dengan tulisan tanganku sendiri. Setiap kartu itu ditanda-tangani dengan tanda tanganku sendiri.

Ketika aku menarik kartu arsip bertanda “Pertunjukan- pertunjukan TV yang Aku Tonton”, aku menyadari bahwa arsip ini semakin bertambah memuat isinya. Kartu-kartu arsip tentang acara TV yang kutonton itu disusun dengan padat, dan setelah dua atau tiga yard, aku tak dapat menemukan ujung arsip itu. Aku menutupnya, merasa malu, bukan karena kualitas tontonan TV itu, tetapi karena betapa banyaknya waktu yang telah aku habiskan di depan TV seperti yang ditunjukkan di dalam arsip ini.

Ketika aku sampai pada arsip yang bertanda “Pikiran-Pikiran yang Ngeres”, aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Aku menarik arsip ini hanya satu inci, tak mau melihat seberapa banyak isinya, dan menarik sebuah kartu arsip. Aku terperangah melihat isinya yang lengkap dan persis. Aku merasa mual mengetahui bahwa ada saat di hidupku yang pernah memikirkan hal-hal kotor seperti yang dicatat di kartu itu. Aku merasa marah.

Satu pikiran menguasai otakku: Tak ada seorangpun yang boleh melihat isi kartu-kartu arsip in! Tak ada seorangpun yang boleh memasuki ruangan ini! Aku harus menghancurkan arsip-arsip ini! Dengan mengamuk bagai orang gila aku mengacak-acak dan melemparkan kartu-kartu arsip ini. Tak peduli berapa banyaknya kartu arsip ini, aku harus mengosongkannya dan membakarnya. Namun pada saat aku mengambil dan menaruhnya di suatu sisi dan menumpuknya di lantai, aku tak dapat menghancurkan satu kartupun. Aku mulai menjadi putus asa dan menarik sebuah kartu arsip, hanya mendapati bahwa kartu itu sekuat baja ketika aku mencoba merobeknya. Merasa kalah dan tak berdaya, aku mengembalikan kartu arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan kepalaku di dinding, aku mengeluarkan keluhan panjang yang mengasihani diri sendiri.

Dan kemudian aku melihatnya. Kartu itu berjudul “Orang-orang yang Pernah Aku Bagikan Injil”. Kotak arsip ini lebih bercahaya dibandingkan kotak arsip di sekitarnya, lebih baru, dan hampir kosong isinya. Aku tarik kotak arsip ini dan sangat pendek, tidak lebih dari tiga inci panjangnya. Aku dapat menghitung jumlah kartu-kartu itu dengan jari di satu tangan. Dan kemudian mengalirlah air mataku. Aku mulai menangis. Sesenggukan begitu dalam sehingga sampai terasa sakit. Rasa sakit itu menjalar dari dalam perutku dan mengguncang seluruh tubuhku. Aku jatuh tersungkur, berlutut, dan menangis. Aku menangis karena malu, dikuasai perasaan yang memalukan karena perbuatanku. Jajaran kotak arsip ini membayang di antara air mataku. Tak ada seorangpun yang boleh melihat ruangan ini, tak seorangpun boleh.

Aku harus mengunci ruangan ini dan menyembunyikan kuncinya. Namun ketika aku menghapus air mata ini, aku melihat Dia.

Oh, jangan! Jangan Dia! Jangan di sini. Oh, yang lain boleh asalkan jangan Yesus! Aku memandang tanpa daya ketika Ia mulai membuka arsip-arsip itu dan membaca kartu-kartunya. Aku tak tahan melihat bagaimana reaksi-Nya. Dan pada saat aku memberanikan diri memandang wajah-Nya, aku melihat dukacita yang lebih dalam dari pada dukacitaku. Ia nampaknya dengan intuisi yang kuat mendapati kotak-kotak arsip yang paling buruk.

Mengapa Ia harus membaca setiap arsip ini? Akhirnya Ia berbalik dan memandangku dari seberang di ruangan itu. Ia memandangku dengan rasa iba di mata-Nya. Namun itu rasa iba, bukan rasa marah terhadapku. Aku menundukkan kepalaku, menutupi wajahku dengan tanganku, dan mulai menangis lagi. Ia berjalan mendekat dan merangkulku. Ia seharusnya dapat mengatakan banyak hal. Namun Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya menangis bersamaku.

Kemudian Ia berdiri dan berjalan kembali ke arah dinding arsip-arsip. Mulai dari ujung yang satu di ruangan itu, Ia mengambil satu arsip dan, satu demi satu, mulai menandatangani nama-Nya di atas tanda tanganku pada masing-masing kartu arsip. “Jangan!” seruku bergegas ke arah-Nya. Apa yang dapat aku katakan hanyalah “Jangan, jangan!” ketika aku merebut kartu itu dari tangan-Nya. Nama-Nya jangan sampai ada di kartu-kartu arsip itu. Namun demikian tanpa dapat kucegah, tertulis di semua kartu itu nama-Nya dengan tinta merah, begitu jelas, dan begitu hidup. Nama Yesus menutupi namaku. Kartu itu ditulisi dengan darah Yesus! Ia dengan lembut mengambil kembali kartu-kartu arsip yang aku rebut tadi. Ia tersenyum dengan sedih dan mulai menandatangani kartu-kartu itu. Aku kira aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia melakukannya dengan demikian cepat, namun kemudian segera menyelesaikan kartu terakhir dan berjalan mendekatiku. Ia menaruh tangan-Nya di pundakku dan berkata, “Sudah selesai!”

Aku bangkit berdiri, dan Ia menuntunku ke luar ruangan itu. Tidak ada kunci di pintu ruangan itu. Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis dalam sisa kehidupanku.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Jika anda ingin meneruskan pesan ini kepada sebanyak mungkin orang-orang sehingga kasih Tuhan Yesus akan menjamah hidup mereka, forwardlah pesan ini! Arsip “Orang-Orang yang Aku Bagikan Injil” milikku akan makin bertambah besar, bagaimana dengan milik anda?

JIKA ADA PESAN YANG PERNAH AKU BACA YANG PERLU BERKELILING DUNIA, INILAH SALAH SATUNYA! TERUSKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG ANDA KENAL! MARILAH KITA PENUHI ARSIP KITA DENGAN HAL-HAL KEKAL DAN TUHAN MEMBERKATI ANDA!

Rabu, 29 September 2010

Game: Shining Force

Shining Force adalah sebuah game bergenre Role Playing Games (RPG) yang dikeluarkan oleh SEGA. Sekalipun demikian Kodok_legi memainkan game ini tidak di console SEGA, tapi pada komputer. Kodok_legi masih ingat memainkan game ini karena terpaksa. Terpaksa karena waktu itu, sekitar tahun 2004, Kodok_legi hanya memiliki PC yang sangat-sangat jauh ketinggalan specsnya. Disaat yang lain sudah pentium 4, Kodok_legi hanya mempunyai under pentium.

Anyway, keterpaksaan tersebut ternyata menimbulkan ketertarikan. Berawal dari terpaksa karena tidak ada game yang kompatibel dengan komputer, akhirnya menjadi tertarik dan akhirnya menjadikan menjadi penggemar. Bahkan sekuelnya Shining Force II menjadi my best ever all the time RPG, yang ditempat kedua di tempati oleh Final Fantasy VIII.

Cukup untuk nostalgianya. Shining Force menawarkan sesuatu yang berbeda pada saat itu (dalam artian pada saat Kodok_legi memainkannya). Menurut Kodok_legi, hal yang berbeda tersebut adalah sebagai berikut:


1. Battle System
Shining Force menawarkan suatu sistem pertarungan yang mengandalkan strategi. Dalam sistem tersebut, karakter bertarung dalam suatu area yang telah ditetapkan. Karakter kemudian bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Jauh dekatnya pergerakan tersebut dipengaruhi oleh level karakter, area yang dilalui, dsb. Misal, area yang dilalui adalah gurun pasir, maka karakter yang melalui darat hanya bisa berjalan beberapa langkah tiap giliranya, sedangkan karakter yang bergerak melalui udara bisa lebih jauh lagi bergeraknya.
Pergerakan karakter ditentukan oleh kita, kecuali karakter lawan. Kita bisa saja menggerakan semua karakter untuk menyerang satu musuh, atau membagi karakter untuk bertanding one on one dengan musuh.
Kalo dipikir-pikir, hampir mirip dengan catur.

2. Jumlah Karakter
Tentu saja pemain akan memainkan tokoh protagonis (nama asli dalam bhs inggris adalah Bowie, tapi kita bisa menamakannya sesuai keinginan kita). Tapi kemudia ketika sudah memulai pertempuran, maka kita bisa memainkan lebih dari 10 karakter yang berbeda. Bayangkan ada seorang Hero yang ahli pertarungan jarak pendek,terus ada warrior yang juga jarak pendek, ada paladin yang bisa melempar tombak yang menjadikan dia petarung jarak pendek dan menengah, kemudian ada pemanah yang ahli jarak jauh, terus ada penyihir yang mampu mengeluarkan sihir yang dahsyat, ada penyihir yang ahli menyembuhkan dan lain-lain. Kita harus bisa meramu karakter-karakter tersebut sehingga menjadi kekuatan yang tak terkalahkan. Dibandingkan RPG lain yang hanya menampilkan beberapa karakter pada saat pertempuran, tentunya Shining Force lebih unggul.


terimakasih untuk Wolfgang Landgraf, Germany dan situsnya yang telah membuat gambar-gambar diatas.

3. Area Pertarungan
Shining Force II menawarkan area pertarungan yang beragam, dari mulai tanah lapang biasa, pertarungan di atas kapal, hingga yang paling ekstrem pertarungan di dalam Gua. Pertarungan di dalam gua ini unik, karena penerangan sangat minim. Pemain hanya bisa melihat beberapa petak di sekitar karakter yang dijalankan. Hal ini menjadikan pertarungan memliki tingkat kesulitan yang tinggi, yang berarti tantangan juga.

Plot yang diusung Shining Force I maupun II masihlah tetap standar pada zaman itu. Mengalahkan penguasa kegelapan dalam hal ini Zeon dan menyelamatkan dunia. Plot yang standar dibandingkan dengan Final Fantasy series, namun hal ini semakin diperbaiki.

Seri terakhir yang dikeluarkan adalah Shining Force III, yang terdiri dari 3 Scenario yang berbeda. Untuk Shining Force III, Kodok_legi belum dapat membuat penilaian ala Kodok_legi dikarenakan Kodok_legi belum memainkannya. Berdasarkan info di internet, hanya scenario 1 yang di terjemahkan ke Bahasa Inggris, sedangkan scenario 2 dan 3 tidak diterjemahkan alias masih berbahasa Jepang. Hal yang sangat di sesalkan oleh fans Shining Force di seluruh dunia (kecuali Jepang).

Akhirnya Kodok_legi memberikan penilaian 9 untuk game ini. Penilaian ini didasarkan pada battle system yang benar-benar strategic serta pilihan karakter yang banyak.

Jika anda suka bermain game RPG, Shining Force layak dicoba.

Kamis, 12 Agustus 2010

Be My Friend

Jangan merasa menyesal,
karena dirimu menyayangiku

Jangan merasa seorang diri,
Karena dirimu kehilangan wujud nyataku

Janganlah kau bersedih
Ketika kau mengingatku

Jangan pernah kecewa,
Karena waktu yang berlalu begitu cepat

Sebab aku tahu
Ada ruang dihatimu untukku

Maka jangan menangis
Saat perpisahan tiba

Karena aku dan kau percaya
Akan akhir yang indah

Ingatlah waktu-waktu terbaik
Yang pernah kita lewati bersama

Karena semua itulah
Yang menenun kita sedemikian rupa

Saat ini aku hanya ingin berkata

jadilah SAHABATKU selamanya.


untuk kenangan yang tak terlupakan dari sang putri.

Senin, 14 Juni 2010

Kancil nunggu sulinge Nabi Sulaiman

Kocap kacarita, Kancil mlayu sakemenge awit dioyak dening Macan sing sajake pancen wus keluwen. Playune rindhik asu digitik.
Paribasan padha karo playune angin. Nanging dhasare sing dimungsuh Macan, arepa mlayu sakpole ya tetep wae ora bisa ilang saka pandelenge ratuning kewan alas kuwi. Sansaya suwe sansaya cedhak. Siunge macan dawa-dawa tur lancip, ketok mlaha amarga cangkeme mangap sedya gage nyaplok awake Kancil sing pancen lemu gilig.
Ambegane Kancil wus megap-megap. Sikile wus sengleh. Macan sing ngoyak ing mburine sajake mangerteni kekuatane mangsane. Mula playune banjur dirindhikake, saya suwe saya alon banjur pungkasane mlaku biyasa.
Mak keclap! Kancil mara-mara wus ora ketok ing pandeleng. Macan sing mlaku lelambeyan sanalika gragapan. E, kojur tenan yen nganti ora kecekel, wetenge wus kluruk, ambegane ya wis krenggosan kanggo ngoyak kewan cilik kuwi, banjur saiki ora ketok buntute. Yen mlayu mesthine durung adoh, saadoh-adohe Kancil mlayu ora bakal luput saka panjangkane.
Macan wus sumadhiya mancal gas maneh sedya ngoyak, nanging kedhisikan landhepe irung sing ngandhaake menawa Kancil isih neng kono. ”Woooo, arep ngapusi aku, pa, Cil! Ora bisa! Ora bakal bisa kowe ngapusi aku!” ngono kandhane Macan sinambi clingak-clinguk nggoleki dununge Kancil.
”Cil...., Kancil...... ! Ora usah ndhelik! Ndhelika neng njero rong ya tetep bisa dak temokake!”
”Njedhula, Cil, yen ora kepengin matimu rekasa! Yen kowe njedhul dhewe mengko kepenak patimu! Ning, nek nganti dak temokake kowe ing kahanan ndhelik, wooo... klakon dak sia-sia dhisik, dak potheng-potheng dhisik sadurunge dak pateni. Mula Cil, kowe kari milih, milih mati sing kepenak, utawa mati sing rekasa....!”
Kancil ora cemuwit babar pisan. Nanging Macan yakin, irunge manteb nduduhake panggonane wis cedhak karo mangsane.
”Ayo, Cil, ora usah gojeg! Aku wus ngerti papanmu! Aja nganti aku marani rono yen kepengin patimu ora rekasa. Cil....!”
”Ssstttt! Aja rame-rame! Aku neng kene! Neng ngisor papringan sisih kiwamu!” rada kaget campur isin Macan keprungu suarane Kancil. Nyata pancen cedhak banget karo dheweke.
Macan banjur milang-milingi papringan ing sisih kiwane. Lan bener wae, Kancil pancen ana ing sangisore pring-pring sing ngrembuyung.
”Ha...ha....ha. ... ! Kancil, Kancil, ngapa kowe ndadak ndhelik ana ing kana? Ora ana paedahe! Pungkasan uripmu ya tumancep ing siungku iki! Ha...ha..ha. ...!” ujare Macan karo lakak-lakak.
”Lho, ndhelik piye?! Aku iki ora ndhelik ya, Can! Rene nyedhaka, dak kandhani!”
”Ora ndhelik? Lha ngapa kowe teka mlayu klepat ngerti tekaku mau? Ngapa kowe mlayu nganti dak oyak tekan kene yen kowe pancen ora wedi dak pangan?!
”Oalah Can, Macan. He, tak kandhani ya, aku iki mau mlayu amarga aku kelingan nduwe kewajiban sing jebul dak lirwaake nganti awan iki. Ya, neng papan iki!”
”Kewajiban apa? Aja reka-reka kowe, Cil! Aku ora gampang koapusi! Rasah kakehan omong, gage reneya dakpangan!”
”Wooo..., dikandhani kok ora percaya! Coba rungakna...!”
Kancil banjur meneng. Mripate dieremake. Dijak caturan dening Macan ora semaur, malah nemplekake drijine ing sadhuwure lambene, menehi pratandha Macan supaya melu meneng. Macan isih bingung nuli milang-miling, kupinge dibukak amba, selak kepengin ngerti apa sing lagi ditindakake Kancil.
”Sssiuuuuuut. ..!” keprungu swara kaya suling bareng karo tekane angin sing sumiyut.
”Apa kuwi, Cil?” pitakone Macan gumun.
”Lha, ya iki, Can! Aku iki entuk tugas dikongkon nunggu sulinge Nabi Sulaiman! Kowe rak wus krungu dhewe, kepriye unine?! Kepenak ora?”
”Wah, ketoke ya apik! Ning coba, Cil, unekna maneh sulinge!”
”Ya, yen mengkana menenga dhisik! Penakna awakmu, leyeh-leyeh dhisik. Leyeh-leyeh sinambi ngrungoake sulinge Nabi Sulaiman. Aku sing ngunekake, ora apa-apa, pisan-pisan nyenengake kanca!”
”Ha-a, Cil! Coba unekna maneh aku dak leyeh-leyeh ing kene,” ujare Macan karo ndlosor.
”Siyuuuuut!” swara suling keprungu maneh. Pancen penak dirungokake kuping. Apamaneh awan-awan, neng ngisor papringan, adhem lan silir, walah, terus gawe ngantuk!
Bareng wus kepenak, Macan kaya dilalekake bab mangsa Kancil sing durung kaleksanan. Pangrasane banget tentrem kalipur swara suling lan sumilire angin.
”Piye, Can?! Kepenak ta?”
”Iya, Cil! Pancen penak tenan!”
”Ning anu, Can, aku iki kudu lunga maneh. Nekani bancakan neng desa pinggir alas kana. Menawa aku titip kowe saperlu nunggokake sulinge Nabi Sulaiman iki, kepriye, gelem ora?”
”Piye?”
”Tulung ya, Can! Gur sedhela, kok! Mengko aku bali maneh karo gawa ulih-ulihe bancaan, enak, Can! Daging sapi seger!”
”Tenanan, Pa?”
”Tenan, Can! Mosok iya aku ngapusi? Kowe kuwi rak kadangku tuwa!”
”Ning aku diajari ngunekake sulinge dhisik, Cil!” akone Macan. ”Dadi aku ya kepenak, karo nunggu tekamu sinambi ngrungokake suling sing swarane kepenak kuwi!”
”Gampang...! Gampang banget, Can! Reneya dak warahi carane. Ilatmu tokna banjur selehna ing sak tengahe pring-pring iki, eling lho, Can, kudu ing satengahe pring-pring iki, tunggunen nganti ana angin. Lha, mengko mesthi muni!”
”Gur meletake ilat njur mengko muni dhewe, Cil?! Tenanan kuwi?”
”Dikandhani ora percaya...”
”Ya, ya. Aku percaya, Cil. Kene dakcobane.”
”Kosik, aja kesusu! Aku dak mlaku ngadoh sik! Ya, kira-kira sepuluh meteran, nganti tekan tikungan kuwi lho, Can! Soale ngene, sulinge Nabi Sulaiman kuwi nek isih ngerti klebatku ing kene ora bakal gelem muni yen sing ngunekake dudu aku!”
”O...ngono! Amarga dheweke ngerti yen sing diutus njaga kuwi kowe ya, cil?!”
”Iya! Piye? Sida arep ngunekake sulinge Nabi Sulaiman?”
”Ya sida no! Kana gage mlakua, aku wus ora sabar kepengin nyoba sulinge!”
Kancil ngangkat jempolane, semono uga Macan.
Lakune Kancil wus rada adoh, wus ora ketok ing pandelenge Macan. Mula Macan banjur meletake ilat lan dipapanake ing satengahe pring-pring ing papringan kuwi. Atine ndonga muga-muga ndang ana angin tumiyup supaya sulinge bisa muni. Muga-muga angine rada banter lan suwe supaya unine suling sansaya apik.
Temenan. Ora let suwe angine tumiyub, rada banter sisan, jebles karo pandongane Macan.
”Criyeet Syiuuuuuuuut!”
”Wuadhuhhhhhh, Biyung...... , tulung...... ! Macan mbengok ora ketulungan. Ilate kejot-kejot kecepit pring. Larane setengah mati. Batine misuh-misuh amarga rumangsa kapusan.
”Wo..., kurang ajar kowe, Cil! Teka wani kowe ngapusi aku! Klakon dakuncit neng ngendi playumu! Awas kowe, Cil...!”
Nanging, Kancil wus ora ketok babar pisan. Gandane ya ora krasa, nandakake menawa playune pancen wus adoh tenan.

Selasa, 08 Juni 2010

Hard Reset Nokia 5800

Kodok_legi kali ini ingin berbagi pengalaman dengan nokia 5800.
Kodok legi punya hp dengan merk nokia dan type 5800. HP yang fitur-fiturnya merupakan impian dari kodok_legi. Ada touch screen, music, wifi, internet, GPS dan semacamnya. Namun kemarin tiba-tiba saja, tanpa ada pemberitahuan, si Nokia ini tidak dapat mengirim sms, selalu saja tidak terkirim dan dikirim ulang terus menerus.
Khawatir akan kesehatan dari si Nokia, maka kodok_legi mencoba untuk soft reset, yaitu mengembalikan ke setingan pabrik, hal ini bisa dilakukan dengan masuk ke menu di 5800. tapi ternyata tidak berhasil juga.
Maka akhirnya kodok_legi melakukan hard reset. Yang harus di lakukan untuk hard reset adalah tekan tombol CALL (TOMBOL HIJAU) dan tombol END (TOMBOL MERAH) dan tombol KAMERA serta tombol POWER secara bersama sama sampai 5800 mati dan menyala lagi dan muncul option pilihan negara.
Hard reset sangat berguna untuk memperbaiki kerusakan software dari nokia ini. Dan apabila tidak berhasil, disarankan bawa saja ke nokia center.
Salam.

Sabtu, 24 April 2010

Ah, Andai saja.

Suatu hari kodok_legi mendapat kiriman email dari teman berupa renungan yang begitu mendalam artinya. Kodok_legi ingin membagi renungan tersebut kepada seluruh dunia. Jadi, beginilah renungan terebut.

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya.

Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja.

Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata,

"Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.

Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja.

Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya.

Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan.Ya,mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang wanita yang sangat cantik dan baik. Wanita ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata,

"Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka."

Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah
baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya.

Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya. "

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.

Sebelum sempat berkata"Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal dunia.

Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.

Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii , New Zealand ,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak

pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya,

"Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...."

Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu tidak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.

Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!

Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk menelponya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.

Senin, 08 Maret 2010

Smile


Try to smile with other people, even if they hurt you so much, and look, how many problem can be solve with that nice smile.
Sepertinya susah untuk melakukan hal yang tersebut diatas, tapi percayalah, hal tersebut tidaklah salah. Banyak masalah yang bisa kita selesaikan yang kita mulai dengan tersenyum. Tersenyum lebih sedikit mengeluarkan tenaga daripada cemberut (bila tidak
percaya buktikan saja sendiri, bahkan squidward tokoh dalam serial kartun spongebob yang terkenal dengan cemberut pun sudah membuktikan hal ini, lihat saja dalam episode ketika rumah spongebob dimakan nematoda), lagi pula ketika kita tersenyum, senyum tersebut dapat mencerahkan hati kita yang sedang bersedih (bila tidak percaya lagi, silahkan dibuktikan sendiri).
Kodok_legi pernah membaca suatu esay tentang tersenyum, kodok_legi lupa siapa pengarangnya, sehingga kodok_legi meminta maaf kepada pengarangnnya. Mungkin ada beberapa bagian yang berbeda dengan aslinya sehingga kodok_legi sekali lagi minta maaf, namun demikian essay tersebut kurang lebihnya adalah sebagai berikut:
Suatu ketika ada seseorang yang tersenyum kepada orang yang sedang sarapan di sebuah restoran. Senyum tersebut membuat hati orang yang sarapan tersebut menjadi gembira. Karena hati yang gembira tersebut, dia memberikan tip yang besar kepada pelayan toko yang menyajikan makanannya. Pelayan toko tersebut merasa kaget dan senang ketika ia memperoleh tip yang besar tersebut. Ketika dalam perjalanan pulang dari kerja, pelayan toko tersebut membagi tip yang besar tersebut dan memberikan kepada pengemis y
ang ada di pinggir jalan. Pengemis tersebut merasa senang karena diberi uang oleh pelayan, dan dia membeli roti dengan uang tersebut karena sudah seharian tidak makan. Pengemis tersebut dalam perjalanan pulang setelah makan kenyang menemukan seekor anak anjing dan membawanya pulang dan memberi makan anak anjing tersebut dari makanan yang dibelinya dengan uang dari pelayan toko tersebut. Malam harinya ketika tertidur, terjadilah kebakaran besar di sekitar tempat tinggal pengemis, namun tidak ada korban jiwa yang dikarenakan anak anjing tersebut telah mencium bau asap sebelum api membesar dan menggonggong membangunkan penduduk sekitar. Dan seorang anak yang selamat dari kebakaran tersebut tumbuh menjadi dewasa dan menjadi presiden.
Essay diatas menunjukan bahwa sebuah senyuman ternyata bisa membawa banyak hal.
Jadi memngapa tidak mulai tersenyum dari sekarang.

Rabu, 17 Februari 2010

Cinta, kasih, sayang.


Cinta, kasih, sayang merupakan perasaan yang pasti dimiliki oleh semua orang. Orang butuh cinta, butuh mencintai dan dicintai, mengasihi dan dikasihi, menyayangi dan disayangi. Cinta, kasih, sayang bisa kepada siapa saja, kepada suami, isti, pacar, kakak, adik orang tua, Tuhan, negara. Beberapa orang membedakan cinta, kasih, sayang dalam 3 jenis menggunakan bahasa yunani yaitu eros, philia dan agape.
Eros adalah cinta antara laki-laki dan perempuan. Cinta yang mendasarkan diri pada hawa nafsu. Manusia memang diciptakan sepasang laki-laki dan perempuan, dan pada akhirnya mereka akan menikah. Cinta eros mendasari pernikahan tersebut. Kemungkinan pada akhirnya cinta eros tersebut akan berubah menjadi philia.
Philia adalah cinta yang tumbuh dari persahabatan yang mendalam, sangat dalam sehingga memberikan ikatan yang sangat kuat terhadap orang yang dikasihinya. Philia tidak berdasarkan hawa nafsu. Cinta philia ini bisa terjadi pada persahabatan maupun pada keluarga, antara kakak- adik, anak-orang tua. Persahabatan yang kuat berdasarkan pada philia, seperti yang tertulis bahwa "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam setiap kesukaran'.
Cinta agape adalah cinta tertinggi, tidak ada manusia yang mampu mencintai secara agape. Cinta ini hanya dimiliki oleh Gusti Allah, cinta yang memberi tanpa syarat, tetap mencintai sekalipun disakiti ribuan kali, memberikan apa saja untuk yang dicintai.
Mencintai secara eros tidaklah salah, karena memang itu yang mendasari cinta kasih antara pria dan wanita, dan philia pun sangatlah indah, karena cinta yang melekat dalam persahabatan dan berusahalah untuk menjadi agape seperti cinta kasih Tuhan.
Yang penting disini adalah hikmat.

untuk sahabatku, lihatlah lebih dekat dan kau bisa menilai lebih bijaksana.

Rabu, 10 Februari 2010

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kita yang pernah belajar Bahasa Indonesia secara formal pasti sudah tahu bahwa untuk mencari suatu arti kata dalam Bahasa Indonesia kita bisa melihatya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI memberikan arti kata yang cukup lengkap, dan bahkan sering dipakai sebagai rujukan dari suatu paparan ilmiah tentang sebuah arti kata.
Namun tidak semua orang memiliki KBBI tersebut, kalo tidak salah, KBBI tersebut berbentuk buku yang tebal. Semakin tebal buku tersebut, maka semakin mahal harganya yang dikarenakan biaya produksi yang pasti juga semakin banyak, dan pada akhirnya tidak setiap orang bisa mempunyai KBBI, hanya orang-orang yang merasa bahwa dia sangat membutuhkannya saja yang mempunyai. Bahkan mungkin seorang Guru Bahasa Indonesia bisa saja tidak punya KBBI. Terus bagaimana cara kita mencari arti kata apabila mendadak pada suatu ketika kita butuh?
Beruntung Pusat Bahasa Diknas telah meluncurkan sebuah KBBI online, Yaitu KBBI Daring, bagi mereka yang mebutuhkan tapi tidak mempunyai bisa mengaksesnya secara online. Berikut ini adalah kutipan dari halaman depan KBBI Daring:

Selamat datang di KBBI Daring

Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikenal dengan sebutan KBBI terbit pertama 28 Oktober 1988 saat Pembukaan Kongres V Bahasa Indonesia. Sejak itu kamus tersebut telah menjadi sumber rujukan yang dipercaya baik di kalangan pengguna di dalam maupun di luar negeri. Setiap ada permasalahan tentang kata, KBBI selalu dianggap sebagai jalan keluar penyelesaiannya. Selain muatan isi, KBBI memang disusun tidak sekadar sebagai sumber rujukan, tetapi menjadi sumber penggalian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peradaban Indonesia. Oleh karena itu, rujukan tersebut kemudian semakin mengakar di dalam kehidupan berbahasa Indonesia walaupun upaya penyempurnaan isi tidak selamanya mengimbangi perkembangan kosakata bahasa Indonesia.

KBBI daring ini merupakan upaya penyediaan kemudahan akses terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia di mana pun, kapan pun, dan siapa pun selama dapat memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi.

Pangkalan data KBBI daring ini diambil dari KBBI edisi III. Pemutakhiran dan penyempurnaan isi KBBI sedang dilakukan dan akan diterbitkan dalam edisi IV tahun ini. Tampilan antarmuka KBBI daring sengaja didesain dalam bentuk sederhana agar pengguna tidak menemukan kesulitan dalam penggunaan kamus ini.

Saran dan kritik Anda silakan kirimkan kepada Pusat Bahasa.

Jakarta, 4 Februari 2008

Dr. Dendy Sugono
Kepala Pusat Bahasa


Untuk itu silahkan bagi yang membutuhkan bisa mengaksesnya melalui situs ini:
http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/

atau langsung klik di sini

Jumat, 15 Januari 2010

Bagian ke-3; Nonton.


Hari terakhir liburan tahun baru 2010 ditutup oleh Kodok_legi dan Cah_ndut dengan menonton film. Kodok_legi dan Cah_ndut menjatuhkan pilihan kepada film Sherlock Holmes. Sebenarnya yang memilih adalah Kodok_legi, hal ini dikarenakan biasanya pilihan Kodok_legi adalah film yang bagus, sedangkan pilihan Cah_ndut setelah ditonton, tidak sesuai dengan harapan. Kodok_legi dan Cah_ndut menonton film tersebut tentunya di bioskop 21 Cineplex kesayangan yaitu di Semanggi.
Kodok_legi dan Cah_ndut memberi pujian untuk film ini, karena memang ilm ini film yang bagus, memperlihatkan kecerdasan seorang Sherlock Holmes. Namun ada hal yang mengganjal juga,.Kodok_legi dan Cah_ndut bukanlah penggemar berat Sherlock Holmes, namun lumayan tahu lah dengan Sherlock Holmes dan Kodok_legi dan Cah_ndut mempunyai image atas sosok Sherlock Holmes. Image yang dimiliki oleh Kodok_legi dan Cah_ndut ternyata berbeda sekali dengan sosok Sherlock Holmes yang di filmkan tersebut. Image Kodok_legi dan Cah_ndut tentang Sherlock Homes adalah dia orang yang tenang, tidak suka mencari masalah namun hal ini sangat berbeda dengan Sherlock Holmes yang di film kan ini. Image lain yang begitu jelas adalah jubah dan topi khas nya serta pipa rokoknya (yang merupakan image Sherlock holmes yang beredar selama ini) sangat berbeda dengan gaya berpakaian Sherlock Holmes di Film ini (perhatikan saja 2 gambar di posting ini).
Namun demikian, Kodok_legi tetap memberikan nilai yang baik untuk film ini, jika dirating, film ini ada di bawah fil Batman The Dark Knight. Karenea menurut Kodok_legi itulah film terbaik yang pernah ditonton oleh Kodok_legi, dan film Sherlock Holmes ini setengah tingkat dibawahnya, dan patut direkomendasikan.
Hari ketiga dari 3 hari bersama Kodok_legi.

Bagian ke-2; Touring ke Anyer


Hari kedua dari liburan tahun baru selama 3 hari di Jakarta, dilewati Kodok_legi dengan mengantar Cah_ndut pergi ke Cengkareng. Cah_ndut ada janji dengan temannya yang datang ke Bandung lewat Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.
Dengan naik Smashy, maka Kodok_legi dan Cah_ndut berangkat ke Bandara, tentunya tidak melewati tol, karena naik Smashy. Kodok_legi dan Cah_ndut lewat Kalideres. Berangkat jam 8 pagi, dan sampai di Bandara sekitar jam 9 pagi. Cah_ndut pun bertemu dengan temannya.
Jam menunjukan pukul 10 pagi ketika Kodok_legi dan cah_ndut pulang dari bandara. Waktu yang dirasa cukup "nanggung" untuk pulang. Setelah melalui pembicaraan yang alot, maka diputuskanlah, Kodok_legi dan Cah_ndut melakukan perjalanan ke Anyer. Sekalipun belum pernah kesana, namun dengan 5800nya Kodok_legi yang mendukung fitur GPS, maka Kodok_legi dan Cah_ndut nekat untuk berangkat. Namun apa daya, ternyata fitur GPS di 5800 malah membawa Kodok_legi dan Cah_ndut sampai ke Tigaraksa, masuk lebih ke dalam dan malah menuju ke Parung Bogor. Dan lebih parah lagi, Kodok_legi lupa untuk mencharge baterai 5800 sehingga kehabisan baterai untuk mendukung fitur GPS. Ternyata setelah diselidiki, peta di 5800 belum update, sehingga membuat Kodok_legi dan Cah_ndut tersesat.
Seperti slogan pemadam kebakaran, "pantang pulang sebelum padam", maka Kodok_legi dan Cah_ndut berslogan, pantang pulang sebelum sampai Anyer. Kodok_legi dan Cah_ndut memutar arah dan memasuki jalan utama, Tangerang-Serang, kemudian Serang_Cilegon, dan akhirnya Cilegon-Anyer. Perjalanan yang melelahkan, namun merasakan kepuasan tersendiri ketika akhirnya sampai di Anyer. Sekalipun ada rasa kecewa karena komersialisasi pantai, dengan di kapling-kapling pantai tersebut, namun tetap saja ada rasa puas tersendiri ketika sudah sampai di tujuan.
Kodok_legi dan Cah_ndut sampai di anyer sekitar jam 4 sore, dan pulang ke Jakarta jam 5.30 sore. perjalanan sekitar 130 KM dilahap oleh Smashy selama 3 jam, tentu saja hal ini dikarenakan kondisi yang hujan gerimis sepanjang perjalanan dari Anyer sampai Jakarta (hujan tidak berhenti, benar-benar rata) dan kondisi penerangan yang minim karena telah memasuki malam hari.
Hari tersebut ditutup dengan memakan Capcay kesukaan Kodok_legi dan Cah_ndut di depan Rumkital Mintoharjo Bendungan Hilir.
hari kedua dari 3 hari bersama Kodok_legi: Touring ke Anyer.

Rabu, 06 Januari 2010

Bagian ke-1; Shoping..

Kodok_legi merayakan libur tahun baru 2010 di Jakarta. Rupa-rupanya kodok_kegi tidak berhasil mendapatkan cuti tahun baru 2010. Alhasil, kodok_legi hanya cuti natal saja, itu pun ditambah ijin dua hari. Merayakan tahun baru di Jakarta cukup sepi bagi kodok_legi, karena sebagian besar teman-teman kodok_legi merayakannya di luar Jakarta. Sekalipun sebagian besar teman-teman kodok_legi pergi keluar kota, ternyata salah satu teman akrab kodok_legi yaitu cah_ndut, tetap berada di Jakarta. Maka kodok_legi akhirnya merayakan tahun baru (3 hari libur) bersama cah_ndut, dan menyebut acara itu "3 Hari Bersama Kodok_legi".
Hari pertama, yaitu 1 Januari 2010, kodok_legi mengawalinya dengan lari pagi (kodok_legi mampu untuk lari pagi karena tidak begadang pada malam tahun baru) ,olahraga yang baru dimulai oleh kodok_legi maupun cah_ndut. Hal ini dikarenakan keinginan agar tubuh menjadi lebih sehat. Karena kodok_legi sadar bahwa dengan pekerjaan yang sekarang ini digeluti oleh kodok_legi, apabila tidak mengimbangi dengan olahraga, maka bisa berbahaya bagi kesehatan. Setelah lari pagi, kodok_legi mulai mengisi liburan dengan cah_ndut, kemana? Pertama-tama kodok_legi ingin ke Pasar Tanah Abang untuk membeli sprei. Namun ternyata, pasar tersebut tutup, wah... Karena tutup, maka kodok_legi dan cah_ndut beranjak pergi dari tanah abang, dan menuju perbelanjaan yang lain. Yaitu Matahari Department Store di Cilandak Town Squre. Disana kodok_legi dan cah_ndut berbelanja.
Suatu kejadian menarik ketika kodok_legi dan cah_ndut telah selesai berbelanja. Cah_ndut merasa lapar, namun tidak ingin makan yang berat. Maka jatuhlah pilihan ke makanan burger. Burger pun jatuh pada gerai Burger King. Ketika sudah memesan dan burger telah disajikan, wow, ini bukan makanan ringan. Ini makanan berat. Akhirnya rencana hanya makan makanan ringan saja untuk mengganjal perut dan nanti malam makan lagi pun buyar.


Hari pertama dari 3 Hari Bersama Kodok_legi; Shoping.